PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BAJU KURUNG BASIBA DI PAGARUYUNG BATUSANGKAR

Afifah Nabila(1*), Ernawati Ernawati(2),

(1) Universitas Negeri Padang
(2) Universitas Negeri Padang
(*) Corresponding Author




Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih kentalnya adat dan kebudayaan di Pagaruyung Batusangkar sampai saat ini. Baju kurung basiba digunakan pada acara adat di Pagaruyung Batusangkar. Kemudian baju kurung basiba pada saat sekarang ini sudah beragam. Oleh karena itu tujuan riset ini mendeskripsikan persepsi masyarakat tentang baju kurung basiba serta mendeskripsikan makna dan filosofis baju kurung basiba di Pagaruyung Batusangkar.

Metode riset ini kualitatif deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Informan dalam penelitian ini adalah ketua hukum adat, anggota bundo kandung serta masyarakat Nagari Pagaruyung Batusangkar. Pengumpulan data  melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis model interaktif yang berkaitan dengan permasalahan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan.

Hasil riset tentang (1) persepsi masyarakat terhadap baju kurung basiba di Pagaruyung Batusangkar yaitu: baju kurung basiba adalah pakaian perempuan di Minangkabau yang menutup aurat yaitu baju yang tidak memperlihatkan lekukan tubuh, longgar, panjang baju sebatas dengkul, memiliki siba di sisi kanan dan kiri baju, kikik pada ketiak, memiliki lengan yang panjang, leher bulat dan ada belahan sepanjang 5cm di tengah muka. Kemudian memiliki fungsi yaitu siba fungsinya adalah agar baju kurung basiba longgar dan tidak sempit, kikik fungsinya adalah untuk melonggarkan antara badan dan lengan, lengan lapang fungsinya adalah untuk memudahkan sipemakai dalam bekerja, dan leher bulat fungsinya adalah memudahkan pada saat memakai baju. (2) Makna dan filosofis baju kurung basiba di Pagaruyung Batusangkar yaitu baju kurung basiba mempunyai makna yaitu wanita di Minangkabau lapang hati, sabar, dan berfikir luas. Melambangkan pepatah “adat basandi syarak, syarak basanti kitabullah”. Mempunyai makna bahwa perempuan Minangkabau menutup aurat guna menjaga harkat dan martabatnya sebagai seorang perempuan. Siba, artinya sambungan adanya tiga tanda jahitan, maknanya adalah perempuan Minangkabau harus mampu menjadi penengah dalam keluarga maupun lingkungannya. Kikik memiliki makna bahwa perempuan di Minangkabau mempunyai sifat raso jo pareso, artinya kemanapun pergi perempuan Minangkabau harus memiliki sifat rasa dan sopan santun. Langan lapang maknanya perempuan Minangkabau suka bekerja, kreatif dan tidak pemalas. Leher bulat maknanya perempuan Minangkabau berhati lapang, sabar, tidak emosional dan mudah bergaul.


Keywords

Baju Kurung Basiba

Full Text: PDF

Article Metrics

Abstract View : 334 times
PDF : 87 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Afifah Nabila

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.